Rakatalenta.com, Berdakwah adalah kewajiban bagi setiap umat Islam. Tujuannya tidak lain agar umat Islam saling mengingatkan tentang syariat Allah. Ada cara baru agar dakwah diminati oleh banyak orang. Cara itu adalah dengan berceramah di dalam makam. Bagaimana pandangan Islam tentang fenomena ini? Berikut liputannya.
RIBUAN warga di Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur mendatangi pengajian yang disampaikan Kiai Kamaluddin di Dusun Paggenten, Desa Blumbungan, Jumat (14/9). Sebelum Kamaluddin, ulama dari Probolinggo ini berdakwah, lebih dulu beberapa warga menggali tanah layaknya untuk menguburkan jenazah. Lalu Kamaluddin, dibungkus kain kafan, dimasukkan keranda, dan diturunkan ke kuburan.
Untuk menjaga agar tidak terjadi sesuatu yang membahayakan bagi Kamaluddin, panitia sudah menyiapkan tim medis dari Puskesmas Larangan, termasuk sejumlah aparat Polres Pamekasan dan Kodim 0826 Pamekasan.
Lantaran saat itu cuaca panas, maka panitia memasang tenda dari terpal plastik dan sejumlah kursi. Sementara ratusan warga sudah berdiri di sekitar lokasi, menanti detik-detik ceramah dari dalam kubur.
Ketua panitia pelakasana, Abdul Wahid menyatakan, ceramah dari dalam kubur ini tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam karena hanya tempat dakwahnya yang berbeda, yaitu kuburan dengan tujuan agar orang selalu ingat dengan hari kematiannya.
“Dengan pengajian dan ceramah dari dalam kubur, hendaknya umat Islam imannya bertambah kuat dan mantap. Tidak pula terpengaruh dengan ajaran yang melenceng dari tuntunan Nabi Muhammad,” kata Abul Wahid.
Selanjutnya, ketika Kamaluddin yang dibungkus kain kafan sudah dimasukkan ke kuburan bersama mikrofon dan kabel yang yang dihubungkan ke mesin amplifier di luar, lalu kuburannya ditutup.
Sekitar satu jam, Kamaluddin memberikan tausiyah menyangkut tindakan manusia yang suka berbuat maksiat, kewajiban suami terhadap seorang istri, dan kepatuhan istri terhadap suami.
Usai ceramah, kuburan kembali digali dan tubuh Kamaluddin diangkat ke pinggir kuburan. Kemudian kain yang membalut tubuhnya dibuka. Dan tampak Kamaluddin segar bugar seperti sedia kala. “Alhamdulillah, saya sehat-sehat saja,” kata Kamaluddin.
Kamaluddin mengatakan bahwa apa yang dilakukannya memang cukup unik dan jarang dilakukan oleh para dai lainnya selama ini. Namun dirinya juga menegaskan bahwa apa yang dilakukannya bukanlah yang pertama kali. Jauh sebelum melakukan di Pamekasan, dirinya sudah pernah melakukannya di beberapa kota besar di Jawa Timur. “Saya hanya ingin berjihad di jalan Allah. Dan dengan seperti ini terbukti bahwa banyak orang yang hadir,” ujar Kamal yang terlihat masih tampak lemas.
Sebelum dilakukan oleh Kiai Kamaluddin, sebenarnya dakwah semacam ini pernah dikenalkan oleh Gus Nur asal Probolinggo, Jawa Timur sekitar tahun 2005-an. Sebagian kalangan menganggap dakwah Gus Nur itu sesat dan menyesatkan. Ada juga yang melabelinya sebagai bid’ah karena melakukan dakwah yang tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah.
Tapi lagi-lagi Gus Nur tenang-tenang saja menanggapinya. “Sunan Kalijaga melakukan dakwah dengan menggunakan media seni budaya seperti wayang, padahal Rasulullah tidak pernah melakukan itu. Apakah itu dapat dianggap bid’ah?” jawab Gus Nur, menangkis. Gus Nur mengaku bahwa metode dakwah yang dilakukannya juga dianggap melanggar syariah. Namun ketika ia mencari dalam Alquran, lelaki dengan nama lengkap Sugi Nur Raharja ini mengaku tidak menemukan sesuatu yang bertentangan dengan syariah.
“Saya akui bahwa yang saya lakukan ini adalah dakwah model baru. Aa Gym itu juga melakukan … (Baca sumber dan ikuti ulasan selengkapnya di Tabloid KISAH HIKMAH edisi 137).