Rakatalenta.com, Hidayah dari Allah SWT bisa datang kapan dan di mana saja. Itulah yang terjadi pada Suhendi. Ia menemukan hidayah setelah bermimpi mendengar suara azan. Kumandang azan itu membuatnya merasakan ketenangan. Berikut penuturannya.Pembaca yang di rahmati oleh Allah SWT, perkenalkan namaku Suhendi. Aku lahir dan tumbuh di Jakarta dari keluarga penganut Konghuchu yang sangat taat terhadap ajaran agama. Karena itu sejak kecil aku telah menjadi pemeluk agama Konghuchu. Aku pun menjalani ajaran agama tersebut dengan senang hati.
Namun kebahagian itu tidak berlangsung lama. Saat menginjak dewasa, aku merasakan hal-hal yang susah diungkapkan dengan kata-kata. Pikiranku merasa tidak tenang dalam menjalankan ibadah. Walaupun penuh dengan misteri, tapi aku tetap menjalani dan meyakininya Alhamdulillah, Allah masih menyayangi aku supaya menempuh jalan yang lebih benar.
Sebelum menjadi mualaf, aku sama seperti orang lain yang beragama Konghuchu rajin beribadah. Aku juga sering beribadah bareng dengan kedua orang tua. Orang tuaku tak kenal lelah mengajariku dalam beribadah dengan baik.
Akan tetapi suatu malam aku bermimpi mendengar suara yang enak didengar. Belakangan aku tahu bahwa itu adalah suara azan. Saat itu suaranya sangat merdu, dan enak didengar. Anehnya lagi, hatiku justru merasa tenang mendengarnya.
Ketika bangun tidur, mimpi itu seolah membayangi fikiranku. Saat itu aku juga belum berani bercerita kepada siapa pun. Sejak mimpi itu datang, aku sudah mulai tidak bisa khusyuk lagi setiap menjalankan ibadah.
Hingga suatu saat aku pun memberanikan diri untuk bertanya kepada temanku yang beragama islam. sengaja aku bercerita dengan temanku karena masih belum berani mengatakannya kepada orangtua. Saat bertemu dengan temanku, aku banyak bercerita dengan begitu detailnya, dari mulai tidur hingga bangun tidur.
Ketika mendengar penjelasan mimpiku, aku disuruhnya untuk pindah agama. Menurut mereka mimpi itu merupakan hidayah agar aku segera memeluk agama islam. Ajakan itu spontan ku tolak. Apalagi aku tidak bisa menerima ajaran baru begitu saja. Karena masih penasaran, aku pun bercerita ke teman-temanku yang lain.